Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia (Jilid 10) | Aksiku Toko Buku Bekas Online
Pemesanan Klik pada nomor untuk langsung chat :
1. Djefi: Whatsapp: 0813-1063-6383
2. Farida: Whatsapp: 0813-1555-4445
"Harga Belum Termasuk Biaya Ongkos Kirim"
"Pengiriman dilaksanakan sehari setelah Pembayaran"

Pilih Penulis

Pencarian Cepat - Ketik dan Enter

Home » , , , , , , , , » Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia (Jilid 10)

Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia (Jilid 10)

www.aksiku.com
Judul: Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia (Jilid 10)
Penyunting: Marcus A.S. dan Pax Benedanto 

Bahasa: Indonesia
Kulit Muka: Hard Cover
Tebal: xx + 330 Halaman LENGKAP
Berat Buku: 520 g
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Tahun: 2007
Kondisi: Bagus (Buku Baru Stock Lama/SEGEL/Kondisi fisik sesuai foto)

Harga: Rp. 40.000,- (SOLD OUT)

Sinopsis


Jilid ini berisi riwayat singkat empat Kapitan Tionghoa terkemuka di Jawa. Mereka adalah:

Souw Beng Kong (1580-1644)
Dibujuk oleh Gubernur Jenderal VOC keempat, Jan Pieterzoon Coen, untuk pindah dari Banten dan diangkat menjadi kapitan pertama di Batavia pada 1619. Pengangkatan Bencon-panggilan populer SBK menurut lidah Belanda-menandai terbentuknya institusi Kapitan Tionghoa di Batavia yang bertahan hingga lebih dari tigaratus tahun (1619-1942).

Phoa Beng Gam (1615-1665)
Menggali kanal Molenvliet yang membelah Jalan Molenvliet Oost dan Molenvliet West (kini Jl. Gadjah Mada dan Hayam Wuruk) pada 1648 sehingga Batavia bebas dari penyakit malaria. Kapitan ketiga di Batavia ini tak hanya dipandang sebagai ahli pengairan, tapi juga pelopor industri gula di Ommelanden, daerah pinggiran Batavia.

Ni Hoe Kong (1710-1746)
Dituduh sebagai otak pemberontakan Oktober 1740 yang berujung pada pembantaian sekitar 10.000 orang Tionghoa. Pewaris 14 penggilingan gula ini ditangkap, diadili, dan dibuang ke Ambon hingga menjemput ajal pada 1746.

Tan Tjin Kie (1853-1919)
Diangkat sebagai Kapitan di Cirebon pada usia 35 tahun, dan akhirnya Mayor tituler limabelas tahun kemudian pada 1913 hingga meninggal dunia akibat serangan jantung pada 1919. Upacara pemakaman pengusaha kaya raya ini dihadiri oleh rakyat jelata, pemuka agama dan masyarakat, hingga pembesar pribumi dan Belanda. peristiwa itu dicatat sebagai pemakaman "paling royal dan menggemparkan seluruh Jawa".

Membaca kisah-kisah mereka, kita benar-benar diajak bertualang ke masa lampau, melihat dari dekat sisik-melik kehidupan masyarakat jajahan, termasuk pasang-surut hubungan para pemimpin Tionghoa dengan penguasa kolonial.

Lihat Juga

Buku Unggulan


0 comments:

Post a Comment

Sudahkah Anda Baca Buku ini?