Pokok-Pokok Gerilya | Aksiku Toko Buku Bekas Online
Pemesanan Klik pada nomor untuk langsung chat :
1. Djefi: Whatsapp: 0813-1063-6383
2. Farida: Whatsapp: 0813-1555-4445
"Harga Belum Termasuk Biaya Ongkos Kirim"
"Pengiriman dilaksanakan sehari setelah Pembayaran"

Pilih Penulis

Pencarian Cepat - Ketik dan Enter

Pokok-Pokok Gerilya

www.aksiku.com
www.aksiku.com

www.aksiku.com
Judul: Pokok-Pokok Gerilya
Penulis: Jenderal Besar Dr. A.H. Nasution
Tebal: xvi + 360 Halaman
Harga: Rp. 80.000,-HABIS
Berat Buku: 625 g
Kulit Muka: Soft Cover Kondisi: Bagus (Buku Baru Stock Lama/SEGEL/Kondisi fisik sesuai foto)
Penerbit: Narasi Tahun: 2013 Cet.1
Bahasa: Indonesia

Sinopsis

Pokok-Pokok Gerilya dan Pertahanan Republik Indonesia di Masa yang Lalu dan yang akan Datang.

"Tidaklah bisa kita mengatakan bahwa kita berjuang untuk kepentingan rakyat, kalau dalam praktiknya tindakan kita justru mengganggu, apalagi melukai hati rakyat."
Jenderal Besar Dr. A. H. Nasution

*****

"Gerilya" merupakan terjemahan dari bahasa Spanyol "guerrilla" yang secara harafiah berarti "perang kecil". Taktik ini diyakini pertama kali dilontarkan oleh ahli militer Cina, Sun Tzu yang hidup sekitar 2000 tahun yang lalu. Ide dasarnya adalah menggunakan segala kekuatan (sumber daya) untuk mengalahkan musuh yang lebih kuat. Oleh Jenderal A.H. Nasution, taktik ini kemudian diadaptasi untuk diterapkan dalam masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai seorang tokoh militer, Nasution dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya. Gagasannya yang gemilang tentang perang gerilya dituangkan dalam buku ini. Selain telah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, dengan judul Fundamentals of Guerrilla Warfare, buku ini juga menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk sekolah elite militer dunia, West Point, Amerika Serikat.

Dalam buku ini, Nasution menulis, "Perang gerilya adalah perang rakyat semesta". Oleh karena itu, buku ini perlu dibaca oleh setiap anggota militer maupun masyarakat awam. Seperti yang diramalkan oleh Nasution, di masa-masa mendatang (seperti juga di masa lalu), kita mungkin masih menggantungkan pertahanan dan keutuhan negara ini pada strategi perang gerilya. Di mana syarat utama keberhasilannya terletak pada kekompakan serta rasa saling percaya antara militer dan rakyat.

*****

Jenderal Besar TNI Purn. Abdul Haris Nasution lahir di Kotanopan, Sumatra Utara, 3 Desember 1918. Karier militernya dimulai tahun 1940, ketika Belanda membuka sekolah perwira cadangan bagi pemuda Indonesia. Dua tahun kemudian, ia mengalami pertempuran pertamanya saat melawan Jepang di Surabaya. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Nasution bersama para pemuda eksPETA mendirikan Badan Keamanan Rakyat. Lalu Mei 1946, ia dilantik oleh Presiden Soekarno sebagai Panglima Divisi Siliwangi. Pada Februari 1948, ia menjadi Wakil Panglima Besar TNI (orang kedua setelah Jenderal Sudirman). Sebulan kemudian ia ditunjuk menjadi Kepala staf Operasi Markas Besar Angkatan Perang RI. Di penghujung tahun 1949, ia diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Pada 5 Oktober 1997, bertepatan dengan hari ABRI. Nasution dianugerahi pangkat jenderal besar bintang Lima. Ia tutup usia di RS Gatot Soebroto pada 6 September 2000 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Lihat Juga

Buku Unggulan


0 comments:

Post a Comment

Sudahkah Anda Baca Buku ini?