Mengabdi Republik (Jilid 1): Adam Dari Andalas | Aksiku Toko Buku Bekas Online
Pemesanan Klik pada nomor untuk langsung chat :
1. Djefi: Whatsapp: 0813-1063-6383
2. Farida: Whatsapp: 0813-1555-4445
"Harga Belum Termasuk Biaya Ongkos Kirim"
"Pengiriman dilaksanakan sehari setelah Pembayaran"

Pilih Penulis

Pencarian Cepat - Ketik dan Enter

Home » , , , » Mengabdi Republik (Jilid 1): Adam Dari Andalas

Mengabdi Republik (Jilid 1): Adam Dari Andalas

www.aksiku.com
www.aksiku.com

www.aksiku.com

www.aksiku.com
Judul: Mengabdi Republik (Jilid 1): Adam Dari Andalas
Penulis: Adam Malik
Bahasa: Indonesia
Kulit Muka: Soft Cover
Tebal: vii + 224 Halaman
Berat Buku: 220 g
Penerbit: PT Gunung Agung
Tahun: 1978
Kondisi: Cukup (Buku Bekas/Kondisi fisik sesuai foto)

Harga: Rp. 40.000,-HABIS

Sinopsis

Penerbit GUNUNG AGUNG merasa amat beruntung dan bangga menghidangkan otobiografi Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Adam Malik, yang berjudul "MENGABDI REPUBLIK" ini.

Beliau sajikan buku ini dengan maksud untuk menyegarkan kembali ingatan mereka yang mungkin sudah lupa-lupa ingat tentang sejarah Indonesia, dan untuk membantu mereka yang setengah tahu ataupun yang tak tahu sama sekali tentang itu.

Sebagai buah tangan dari seorang yang mahir tentang apa yang ditanganinya, buku ini memuat cerita drama Indonesia sejak dari awal sampai kini. Bapak Adam Malik dalam buku ini menonjolkan vitalnya posisi Indonesia yang ditakdirkan terletak di antara dua benua dan dua samudra, diapit oleh dua super-power yang saling bercakar-cakaran, dengan super-ideologi dan super-teknologi mereka masing-masing. Di tengah-tengah gambaran suasana seperti inilah Bapak Adam Malik merangkai problema-problema nasional dan internasional yang saling berkaitan. Problema-problema yang saling berkaitan ini amat penting artinya bagi kebangunan Republik Indonesia yang bentuk dan susunannya seperti dewasa ini.

Untuk menunjukkan betapa pentingnya Indonesia baik bagi bangsa Indonesia maupun bagi bangsa-bangsa di luar Indonesia, Bapak Adam Malik telah menyelusuri sampai ke awal sejarah kita untuk membangkitkan kembali putra-putri terbaik Ibu Pertiwi dengan segala perjuangan dan pengorbanan mereka masing-masing, di mana kita sebagai generasi sekarang amat beruntung dapat memetik manfaat dari perjuangan dan pengorbanan mereka itu.

Bapak Adam Malik mengetengahkan kembali amat vitalnya kedudukan perairan Indonesia--Lautan Nusantara--semenjak zaman dahulu, dengan uraian-uraian yang jelas, dan sampai pada kesimpulan: siapa yang menguasai Lautan Nusantara dengan sendirinya akan menguasai pula nasib berjuta-juta manusia yang mendiami beribu-ribu pulau di Kepulauan Nusantara itu. Di zaman yang lalu adalah Sriwijaya dan Majapahit yang menguasai perairan Kepulauan Nusantara. Kemudian Portugal, Belanda, Inggris dan Jepang. Sejak tahun 1945 secara teoritis dikuasai oleh Republik Indonesia, akan tetapi penguasaan secara nyata atas warisan yang ditinggalkan oleh Majapahit itu barulah semenjak politik "Wawasan Nusantara" dilancarkan oleh Pemerintah Orde Baru sekarang ini.

Dengan membaca otobiografi ini, para pembaca akan dapat mengambil kesimpulan bahwa Bapak Adam Malik adalah seorang yang praktis dalam berpikir dan bertindak, hal mana telah mengangkatnya menjadi seorang Negarawan terhormat, di mana kepopulerannya meluas jauh sampai ke mimbar dan ruang-sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.

Di zaman yang lalu, pengaruh dari tiga orang tokoh amat mengesan terhadap pandangan beliau. Tokoh yang pertama adalah Ayah beliau sendiri, dan dari sang Ayah inilah menurun bakat-bakat keagamaan dan keswastaan. Sang Ayahlah yang menanamkan kepada beliau pesan: "Waspadalah selalu, karena orang tidak waspada hari ini, akan lebih tidak waspada besok!" Dua tokoh lainnya adalah Sukarno dan Tan Malaka atau Tan Malaka dan Sukarno. Mana di antara yang dua ini lebih dahulu berada dalam pikiran atau pandangan Padam, sulit ditentukan. Tapi satu hal yang pasti! Inilah ucapan Pak Adam Malik sendiri: "Bagi saya Sukarno dan Tan Malaka adalah seperti anak kembar yang serupa. Subuh dan senja, siang dan malam, senang dan sakit, ke-aku-an dan bukan ke-aku-an, yang-lahir dan yang -batin dari makhluk manusia, semua itu pada umumnya dihayati oleh anak kembar dengan satu hati dan satu pikiran. Di zaman muda saya itulah saya berusaha memiliki sifat-sifat positip dari anak kembar itu."

Ketiga orang tokoh di sekitar siapa Pak Adam berputar-putar selama ini, sekarang sudah tiada. Sekarang beliau sendirian dalam mengabdi kepada negara sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Kini beliau harus menggunakan dinamika dan dialektikanya sendiri, dipadu dengan rasa optimisme yang besar seperti yang terlukis dalam ucapan "BISA DIATUR" yang sering beliau gunakan, untuk dapat mengarungi satu dunia baru yang keras dengan konsep-konsep politik, ekonomi dan teknologi yang baru pula, di mana tiga orang tokoh pujaannya itu tadi tidak ada lagi.

Insya Allah, buku ini akan terbit dalam tiga jilid tapi dengan satu judul-pokok "MENGABDI REPUBLIK". Jilid pertama ini memakai Sub-judul "ADAM DARI ANDALAS", dan segera akan disusul oleh jilid kedua dan ketiga.

Sebagai penutup bolehlah dikemukakan, bahwa buku ini merupakan riwayat yang mengasyikkan mengenai pikiran-pikiran, tindakan-tindakan dan perkembangan-perkembangan negara kita, yang -- setelah tenggelam dalam perbukan kolonial selama berabad-abad--kini muncul kembali turut meriung di tengah-tengah Keluarga Besar Umat Manusia.

Lihat Juga

Buku Unggulan


0 comments:

Post a Comment

Sudahkah Anda Baca Buku ini?