Jual Buku: Kumpulan Cerpen Mini Yin Hua | Aksiku Toko Buku Bekas Online
Pemesanan Klik pada nomor untuk langsung chat :
1. Djefi: Whatsapp: 0813-1063-6383
2. Farida: Whatsapp: 0813-1555-4445
"Harga Belum Termasuk Biaya Ongkos Kirim"
"Pengiriman dilaksanakan sehari setelah Pembayaran"

Pilih Penulis

Pencarian Cepat - Ketik dan Enter

Home » , , , , » Jual Buku: Kumpulan Cerpen Mini Yin Hua

Jual Buku: Kumpulan Cerpen Mini Yin Hua

www.aksiku.com

www.aksiku.com
Judul: Kumpulan Cerpen Mini Yin Hua
Penerjemah: Wilson Tjandinegara

Bahasa: Indonesia/terjemahan
Kulit Muka: Soft Cover
Tebal: xvi + 139 Halaman
Berat Buku: 210 g
Penerbit: Komunitas Sastra Indonesia
Tahun: 1999
Kondisi: Cukup (Buku BEKAS/Kondisi fisik SESUAI foto)
Goodreads rating: N/A

Harga: Rp. 20.000,-HABIS

Sinopsis

Dibukukannya 50 cerpen mini karya para penulis keturunan Tionghoa dalam bahasa Indonesia ini,  selain sebagai pertemuan mata rantai yang hilang itu, tentu juga akan memperkaya khasanah sastra terjemahan di negeri ini. Dalam hal ini, jasa Wilson Tjandinegara aktivis Komunitas Sastra Indonesia (KSI) tentu sangat layak dicatat. Tidak berlebihan jika Taufiq Ismail menjuluki penerjemah dan pengamat sastra Cina ini sebagai aktivis sastra tiga jurus: pejuang hubungan antarbudaya, penerjemah karya sastra timbal balik (Indonesia – Mandarin – ndonesia), dan juga penyair.

Kita layak berharap, buku ini akan dapat merangsang tumbuhnya genre baru dalam tradisi penulisan fiksi di Indonesia, yang belakangan ini terasa macet. Lebih dari itu, kita layak berharap, upaya Wilson ini dapat dilanjutkan dengan penerjemahan karya-karya sastra Cina lainnya, baik yang terbit di luar maupun di negeri Cina sendiri.

Akan sangat menyenangkan sekaligus memperkaya khasanah sastra Indonesia, jika di era kebebasan berekspresi sekarang ini, para pengarang keturunan Tionghoa juga dapat ikut menyemarakan kembali tradisi sastra Indonesia dengan menulis dalam bahasa Indonesia - dalam bahasa Melayu pasar sekali pun dan mempublikasikannya ke media-media sastra yang terbit di Indonesia, sehingga dengan begitu, dialog budaya Indonesia-Cina, juga antara warga pribumi dan WNI keturunan Tionghoa yang macet selama Orde Baru, dapat dibuka dan diintensifkan kembali. (Ahmadun Yosi Herfanda)

Lihat Juga

Buku Unggulan


0 comments:

Post a Comment

Sudahkah Anda Baca Buku ini?